Kamis, 14 Januari 2010

KUPU-KUPU

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kupu-kupu merupakan salah satu jenis satwa liar bangsa serangga yang memiliki keindahan warna dan bentuk sayap. Di alam, kupu-kupu memiliki nilai penting, yaitu sebagai penyerbuk pada proses pembuahan bunga. Hal ini secara ekologis turut memberi andil dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya keanekaragaman hayati. Biasanya hidup pada habitat teresterial dan komposisi jenisnya bervariasi menurut kondisi habitatnya. Keanekaragaman jenis kupu-kupu dan habitatnya sangat luas dari dataran rendah sampai hutan pegunungan tinggi, 0 - 2000 mdpl (Sihombing, 1999). Pekarangan rumah merupakan salah satu habitat kupu-kupu. Keberadaan kupu-kupu dipengaruhi oleh komposisi vegetasi dan kondisi lingkungan sekitar serta besarnya gangguan manusia. Secara ekonomi, kupu-kupu mempunyai nilai jual yang tinggi dan merupakan obyek rekreasi. Potensi ekonomi inilah yang menyebabkan kupu-kupu banyak diburu oleh wisatawan mancanegara, baik untuk dinikmati keindahannya di alam bebas maupun untuk dikoleksi sebagai kenang-kenangan, atau untuk kepentingan ilmu pengetahuan. (Tikupadang dan Gunawan, 1977). Kelangsungan hidup kupu-kupu sangat ditunjang dengan tersedianya tumbuhan sebagai sumber pakan, baik pada tahap larva (ulat), maupun pada tahap imago (kupu-kupu dewasa), dan tersedianya tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai pelindung. Disamping itu, juga diperlukan factor cahaya yang cukup, udara yang bersih, dan air sebagai materi yang dibutuhkan untuk menjaga kelembaban linkungan dimana kupu-kupu tersebut hidup. Kupu-kupu dewasa rata-rata berumur satu bulan. di alam liar umurnya lebih pendek karena predator, penyakit, maupun faktor lain. yang ekstrem seperti kupu-kupu monarch, mourning cloak, dan tropical heliconian yang bisa hidup hingga sembilan bulan, kupu-kupu terkecil hanya berumur satu minggu (North American Butterfly Association ).
Kupu-kupu hidup dari nektar bunga, beberapa menyukai cairan yang dihisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung dan tanah basah. Kupu-kupu termasuk jenis serangga dalam pengkelasannya di kelompokan sebagai order Lepidoptera, yakni serangga yang sayapnya ditutupi oleh sisik. Jumlah jenis kupu-kupu yang telah diketahui di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar 13.000, dan mungkin beberapa ribu jenis lagi yang belum di determinasi (Stokoe, W.J., 1982). Kupu kupu termasuk hewan yang membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan yang di sebut dengan polinator. Kupu-kupu hidup hampir di seluruh penjuru dunia. Sama seperti serangga lainnya, kupu-kupu memiliki tiga bagian tubuh dan sepasang antena. Dan uniknya seluruh tubuh kupu kupu di liputi dengan sesor berupa bulu-bulu halus.
1.2. Tujuan Pengamatan
Tujuan dalam pengamatan ini adalah untuk mengetahui perilaku makan kupu-kupu. Diantaranya: berapa lama waktu yang digunakan kupu-kupu untuk hinggap pada tanaman, tanaman jenis apa yang disukai oleh kupu-kupu, selang waktu yang dibutuhkan untuk menghisap sari-sari makanan.

1.3. Manfaat
Hasil pengamatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang perilaku makan kupu-kupu.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Kupu-kupu
Bagian anatomi Kupu-Kupu yaitu :

Bagian kepala (head), pada kepala kupu-kupu terdapat mata, mulut dan sepasang antena sebagai alat sensor. Kupu kupu memiliki mulut yang berbentuk tabung menggulung (seperti belalai) yang berfungsi untuk mengambil sari bunga (nektar). Bagian dada (thorax), pada bagian dada kupu-kupu terdapat tiga pasang kaki dan empat buah sayap. Pada dada terdapat otot-otot untuk menggerakan kaki dan sayap. Bagian perut (abodemen). Jantung, sistem pencernaan dan organ kelamin juga terdapat pada bagian ini.

2.2. Siklus Hidup Kupu-Kupu
Kupu-kupu betina lebih memilih pasangan kawinnya yang memiliki pupil alias titik putih pada sayapnya.

Kupu-kupu betina tertarik pada kilauan cahaya yang dihasilkan dari pantulan cahaya ultraviolet oleh pupil, lingkaran putih yang berada di pusat ornamen berbentuk lingkaran di sayap. Sebaliknya bentuk ornamen sayap, warna, dan ukurannya tidak terlalu dipedulikan.Siklus hidup kupu-kupu dijalani dalam empat fase, yaitu fase telur, fase larva, pupa, dan imago (dewasa). Penampilan, peranan, dan aktivitas dari masing-masing fase berbeda. Telur dapat ditemukan di bawah permukaan daun inangnnya. Larva atau ulat merupakan fase makan, yang bisanya memakan daun tanaman inangnya. Dalam masa hidupnya larva mengalami beberapa kali tahapan moulthing yaitu pengelupasan dan pergantian kulit yang disebut fase instar. Proses untuk menjadi pupa didahului oleh adanya moulthing pada instar terakhir. Kulit pupa yang baru berganti ini masih basah dan lunak. Setelah kurang lebih satu minggu kulit pupa akan mengeras. Setelah fase pupa, lahirlah imago. Sehari setelah menetas, imago sudah dapat melakukan kopulasi. Seekor betina hanya dapat dikawini oleh seekor imago jantan. Imago betina yang akan bertelur mencari daun untuk meletakkan telurnya (Karangan, 1996).

• Fase I (fase telur atau ovum).
Telur kupu-kupu mempunyai bentuk yang berbeda-beda berdasarkan jenis. Ada beberapa telur diantaranya yang kulitnya seperti karet dan melengket, ada yang berbintik-bintik atau ditutupi oleh sesuatu yang berbentuk jala, sedang yang lainnya pada umumnya licin. Pada bagian atas dari telur akan terlihat suatu cekungan bila kita menggunakan mikroskop yang baik. Bentuk telurnya juga beraneka ragam, tergantung dari jenisnya. Ada yang berbentuk spiral, oval, bulat atau plat. Waktu yang dibutuhkan dari telur untuk menjadi larva berbeda-beda pada setiap jenis. Sebagai contoh misalnya pada jenis Graphium agamemnon membutuhkan waktu 5 – 7 hari, Troides hypolitus cellularis 8 –10 hari, sedangkan Papilio satapses membutuhkan waktu 4 –6 hari.
• Fase II (fase larva/ulat atau caterpillar).
Fase caterpillar berbeda-beda waktunya pada setiap jenis. Ada yang waktunya sangat pendek, ada pula yang hanya beberapa minggu, tetapi yang lainnya mungkin berbulan-bulan, baru bisa berkepompong. Sebagai contoh misalnya pada jenis Graphium agamemnon membutuhkan waktu sekitar 17 hari untuk menjadi kepompong, Troides hypolitus cellularis 28 hari, sedangkan pada Papilio satapses membutuhkan waktu 23 – 24 hari.
Setiap jenis mempunyai bentuk, warna dan bulu ulat yang berbeda, dan memakan pakan yang berbeda pula. Itulah sebabnya, kupu-kupu akan meletakkan telurnya pada pakan dimana akan menjadi makanan dari ulat bila kelak telur telah menetas. Biasanya larva kupu-kupu mempunyai alat perlindungan dari serangan predator, yakni mengeluarkan osmeterium, yaitu semacam zat beracun yang berbau tidak enak melalui suatu alat seperti antena pada bagian kepala dari ulat tersebut.
• Fase III (fase kepompong atau pupa)
Jika pertumbuhan larva telah sempurna, maka larva mencari tempat-tempat khusus untuk melakukan transformasi dan dapat saja meninggalkan sumber pakannya atau memasukkan dirinya kedalam tanah. Pada pase pupa, ulat akan mengalami fase istirahat dimana fase ini digunakan untuk membentuk sel-sel imago dan merupakan masa persiapan untuk penggantian kulit sebelum terjadi pergantian kulit yang tetap pada fase imago.
Setiap jenis mempunyai bentuk dan warna pupa yang berbeda. Sebagai contoh misalnya Graphium agamemnon mempunyai pupa berwarna hiaju muda yang lambat laun akan berubah menjadi abu-abu, sedangkan pada Papilio satapses mempunyai pupa yang berwarna hijau kekuningan, yang lambat laun akan berubah menjadi coklat. Sedangkan waktu yang dibutuhkan dari pupa menjadi imago juga berbeda pada setiap jenis. Graphium agamemnon membutuhkan waktu 14 hari, Troides hypolitus cellularis 28 hari, sedangkan Papilio satapses membutuhkan waktu jug 14 hari.
• Fase IV (fase kupu-kupu atau imago)
Pada fase ini ulat yang berkepompong telah berubah menjadi kupu-kupu yang sebenarnya. Kupu-kupu tersebut telah diperlengkapi dengan alat yang penting untuk digunakan atau cocok untuk digunakan pada ranting, atau objek lainnya dimana kupu-kupu ini akan menggantung atau bertengger yang biasanya dalam posisi yang terbalik dan merupakan posisi penting dalam mengambil tempat. Peralatan ini adalah berupa sayap, antena untuk mencium, probosis (belalai) digunakan untuk mengisap atau memakan, dan kaki untuk bertengger. Setiap jenis mempunyai umur imago yang berbeda-beda. Pada jenis Graphium agamemnon, umur imago bisa mencapai 50 – 59 hari, Troides hypolitus 9 - 10 hari, sedangkan Papilio satapses hanya berumur 13 - 14 hari.
Umumnya kupu-kupu dapat ditemukan hampir pada setiap habitat. Komponen habitat yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah tersedianya vegetasi sebagai sumber makanan, sebagai tempat berlindung dari serangan predator atau gangguan lainnya, dan tempat untuk berkembang biak. Ada dua bentuk umum metamorphosis yaitu:HOLOMETABOLA dan PAUROMETABOLA. Holometabola adalah metamorfosis sempurna, yang proses menuju dewasa melibatkan ketiga unsur ganti diatas, ganti kulit, ganti ujud dan ganti ukur. Contohnya, pada kupu-kupu, jalan hidupnya harus dilalui dari telur, ulat,kepompong dan akhirnya berakhir pada kupu-kupu cantik dewasa. Sedang, paurometabola adalah metamorfosis setengah sempurna, yang proses menuju dewasa hanya melibatkan unsur ganti kulit dan ganti ukur. Contohnya, Jangkrik, dari telur, ke jangkrik muda yang bentuknya hampir mirip dengan jangkrik tua dan akhirnya menjadi jangkrik tua.

2.3. Habitat Kupu-kupu
Kupu-kupu hidup hampir di seluruh permukaan bumi, baik yang beriklim panas maupun yang beriklim dingin, dataran rendah maupun dataran tinggi. Habitat kupu-kupu adalah tempat lembab yang memiliki banyak vegetasi bunga, badan-badan perairan dan banyak mendapat sinar matahari. Jenis kupu-kupu banyak di temukan di daerah hutan hujan tropis. Ada sekitar 28.000 jenis kupu-kupu di dunia. Kupu-kupu dapat terbang jika temperatur badannya di atas 80 derajat Fahrentheit jika kurang kupu-kupu akan melakukan pemanasan sebelum terbang. Kupu-kupu dapat terbang paling cepat sekitar 30 Mph (mil per jam) dan yang paling lambat. sekitar 5 Mph. Kupu-kupu Swallowtail betina dengan ukuran sekitar 5 sampai 28 cm mampu bertelur lebih dari 500 butir.

2.4. Faktor ekologi yang mempengaruhi kehidupan kupu-kupu
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan kupu-kupu, yakni mulai dari fase telur sampai fase imago, yaitu :
1. Distribusi dan kelimpahan sumber makanan ulat.
Distribusi sumberdaya dan kelimpahan makanan ulat adalah merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kelangsungan hidup ulat kupu-kupu. Semakin tinggi kelimpahan, akan menyebabkan pula ketersedian pakan ulat semakin banyak Sedangkan distribusi pakan akan berpengaruh kepada ketersediaan ruang dalam mencari pakan dan sekaligus berpengaruh terhadap sebaran jenis kupu-kupu.
2. Ketersediaan cairan nektar yang diisap oleh imago.
Semakin banyak cairan nektar yang tersedia, yang dicirikan oleh kelimpahan tumbuhan berbunga penghasil nektar, akan semakin banyak pula imago yang datang mengunjungi tempat tersebut. Selain cairan nektar dari bunga-bungaan, kupu-kupu juga mengisap cairan dari bangkai atau cairan pembuangan air senih dari hewan dan manusia.
3. Iklim.
Kelembaban adalah salah satu faktor iklim yang sangat penting bagi kupu-kupu. Pada umumnya kupu-kupu menyukai habitat yang mempunyai kelembaban tinggi, seperti lokasi-lakasi yang berada dipinngir sungai yang jernih atau dibawah tegakan pohon sekitar gua yang lembab karena berair.
4. Organisme lain.
Termasuk predator yang mengancam kupu-kupu, ataupun tumbuhan perdu maupun pohon yang digunakan oleh kupu-kupu sebagai tempat perlindungan, baik pada waktu hujan ataupun pendinmginan tubuh dari sengatan matahari panas, maupun dari serangan predator itu sendiri.
5. Kerusakan alami.
Banyak kerusakan alami yang menghancurkan habitat kupu-kupu, sehingga kupu-kupu tersebut bermigrasi untuk mencari habitat yang lebih bagus. Kerusakan alami yang dimaksud seperti longsoran, kemarau panjang, banjir dll.
6. Kerusakan oleh manusia.
Kerusakan habitat oleh manusia adalah merupakan faktor penting dan mungkin penyebab yang paling besar pengaruhnya terhadap menurunnya populasi atau bahkan menyebabkan punahnya satu jenis kupu-kupu. Kerusakan habitat oleh manusia dapat berupa penebangan pohon sehingga menggangu kelembaban, pengambilan daun dan buah serta ranting kayu yang tidak terseleksi menyebabkan persaingan pakan terhadap larva kupu-kupu, atau mungin menginjak tumbuhan bawah dimana telur dan larva kupu-kupu berada.
7. Kebersihan lingkungan pada habitat kupu-kupu.
Kebersihan lingkungan habitat kupu-kupu adalah merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kehadiran kupu-kupu tersebut di suatu tempat. Membuang sampah sembarangan, akan mengundang serangga lain datang kesitu, dan secara tidak langsung akan mengundang pula predator kupu-kupu untuk datang ketempat tersebut.

2.5. Nilai Penting Kupu-Kupu.
Kupu-kupu mempunyai nilai yang sangat penting, dan dapat dikelompokkan kedalam nilai ekonomi, ekologi, endemisme, konservasi, estetika, pendidikan dan nilai budaya.
1. Nilai Ekonomi.
Ada beberapa jenis kupu-kupu yang mempunyai nilai ekonomi penting karena mempunyai harga jual di pasaran cukup tinggi. Bukan hanya imagonya yang dapat dijual dalam bentuk cendera mata, tetapi justru kepompong mempunyai nilai ekspor yang cukup tinggi
2. Nilai Estetika.
Kupu-kupu mempunyai nilai estetika yang sangat tinggi karena warna dari sayapnya yang menawan dan sangat artistik. Warna-warna ini kadang-kadang merupakan kamuplase sebagai startegi untuk menghindari atau menakuti predator.
3. Nilai Pendidikan
Kupu-kupu mempunyai nilai pendidikan yang tinggi, dimana para pelajar dan mahasiswa dapat melakukan penelitian terhadap berbagai aspek kupu-kupu tersebut.
4. Nilai Endemisme
Beberapa jenis kupu-kupu mempunyai nilai endemisme, baik berupa endemisme regional, pulau maupun endemisme lokal. Jenis endemisme lokal sangat rentan terhadap kepunahan, sehingga memerlukan perhatian yang besar.
5. Nilai Konservasi
Beberapa jenis kupu-kupu mempunyai nilai konservasi yang tinggi karena statusnya yang terancam punah. Hal ini juga berlaku bagi jenis kupu-kupu endemik, terutama yang statusnya endemik local.
6. Nilai Budaya
Masyarakat telah lama memanfaatkan sumberdaya kupu-kupu, baik untuk dijual atau sekedar dijadikan hiasan. Bahkan akhir-akhir ini, masyarakat telah mempu membuat soufinir dari sayap kupu-kupu yang disusun dalam bentuk dekoratif dan bernilai senih yang indah.


BAB III
Hasil Dan Pembahasan

3.1. Waktu dan Tempat Pengamatan
Pengamatan dilakukan di sekitar kampus Universitas Bengkulu, tepatnya di depan perpustakaan, jembatan menuju GKB 3 dan disekitar Basic sciens.

3.2. Bahan dan Alat yang digunakan
Bahan dan alat yang digunakan adalah buku, pena, stopwatch, Hp.

3.3. Cara Kerja
Pengamatan dilakukan dengan mengamati aktifitas kupu-kupu mencari makan, mencatat berapa lama kupu-kupu menghisap sari makanan, hinggap, terbang, dan kembali lagi melakukan aktifitas yang sama.

3.4. Hasil dan Pembahasan
Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/ sari kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan tanah basah.
Pada pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, kupu-kupu mulai beraktifitas mulai pukul 07.40. Dimana aktifitas kupu-kupu bergantung kepada cuaca, jika cuaca cerah maka kupu-kupu akan melaksanakan aktifitasnya hingga pukul 15.30. Pada awalnya dilihat pada pukul 07.40 kupu-kupu mulai berkeliaran, kemudian mencari tanaman yang biasanya berbunga dan memiliki warna yang mencolok dan mempunyai bau. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa kupu-kupu pada awalnya akan mendatangi tanaman atau daerah yang sama, dimana biasanya kupu-kupu menemukan sumber makanannya. Setelah itu kupu-kupu mulai hinggap pada tanaman dan mendekati sumber makanan yaitu bunga. Kupu-kupu mulai sampai pada tangkai bunga, dan proses ini terjadi kurang lebih selama 15-25 detik, sebelum kupu-kupu hinggap lagi pada bunga yang lain. Setelah hinggap pada tangkai bunga, pelan-pelan kupu-kupu sampai pada sumber, dan menghisap sari bunga kurang lebih membutuhkan waktu 2-10 detik, dan kemudian mencari bunga lain, tidak menutup kemungkinan kalau nanti kupu-kupu akan kembali pada bunga yang sama. Perilaku yang sama akan terjadi terus-menerus dalam proses kupu-kupu mencari makan. Jika pada saat kupu-kupu menghisap sari bunga, dan kemudian ada gangguan dari lingkungan, maka kupu-kupu dengan segera meninggalkan sumber makanan. Spesies kupu-kupu yang berbeda maka berbeda pula perilaku kupu-kupu dalam mencari makan. Dari hasil pengamatan, dapat diketahui kupu-kupu yang diamati merupakan salah satu spesies dari family papilionidae.

Famili Papilionidae

Scarce Swallowtail Blue Mormon Common Mime

Famili Pieride

Green-veined White The Orange Tip Common Brimstone

Famili Riodinidae

Punchinello Tailed Judy Lange's Metalmark

Famili Nymphalidae

Rama-rama monarch Common Nawab Morpho Rhetenor Helena
Famili Lycaenidae

Red Pierrot Small Copper Banded Blue Pierrot

4 komentar: